#
Diolah dari pidato Presiden FSPMI Ir. H. Said Ikbal, ME saat melakukan
kunjungan kerja di PC FSPMI Tangerang, pada hari Jum`at, 25 Januari
2013.
“Kedatangan kita kemari, baik dari pengurus PP dan DPP,
adalah untuk menyampaikan strategi dan target perjuangan 2013. Sampai
semua anggota di level terendah paham, ada manfaat yang dia dapat ketika
bergabung dengan serikat pekerja. Pemahaman itulah, yang nantinya akan
memberikan semangat dan keberanian kepada mereka, untuk ikut
berpartisipasi dalam perjuangan ini.”
Saya masih bisa mengingat
dengan baik pidato yang Anda sampaikan di hadapan pengurus PUK FSPMI
se-Tangerang, pada hari Jum`at kemarin (25/1). Semua yang hadir terdiam
mendengarkan Anda berbicara, bung. Mereka memperhatikan kalimat demi
kalimat dengan seksama. Seolah tidak mau terlewat barang sedikitpun,
tentang apa yang hendak Anda sampaikan.
Selalu begitu. Sedari
dulu. Setiap kalimat dari sang pemimpin memang ditunggu. Sebab disitulah
arah gerak organisasi disampaikan. Apalagi, saat ini Anda berbicara
dalam kapasitas sebagai Presiden FSPMI. Maka setiap arahan dan
pandangannya terhadap berbagai isu perburuhan yang sedang berkembang,
selalu dinanti.
“Tentu saja, sebelum memetik manfaat itu,
anggota harus membayar iuran,” Anda melanjutkan. “Tidak usah
diperdebatkan lagi, iuran adalah darahnya organisasi. Dengan iuran
itulah kita bisa melakukan banyak hal. Mempunyai nafas panjang dalam
berjuang.”
Tidak berlebihan kiranya, jika Anda menyinggung soal
iuran di awal pidato panjang yang hendak disampaikan. Saya kira, ini
adalah bentuk terima kasih dari seorang pimpinan tertinggi di
organisasi, atas ketaatan anggota dalam membayar iuran.
Apalagi,
memang, iuran anggota adalah salah satu yang menjadi kebanggan bagi
serikat ini. Betapa tidak, jumlah penerimaan iuran dari anggota FSPMI
mencapai 10 milliar per tahun. Jumlah itu hanya yang diterima oleh DPP.
Jika ditambahkan dengan yang dikelola oleh PUK, jumlahnya bisa mencapai 3
kali lipatnya.
“Kita sudah melakukan banyak hal di tahun 2012.
Kita berhasil mengorganisir mogok nasional dengan baik. Saya kira, itu
adalah mogok nasional pertama, dan berhasil di negeri ini. Gerakan yang
kita sebut HOSTUM, Hapus Outsourcing dan Tolak Upah Murah, menghasilkan
capaian yang membanggakan. Tanpa merasa menjadi yang paling hebat, kita
akan pertahankan eskalasi perjuangan kita. Bahkan akan terus kita
tingkatkan pada tahun 2013 ini.
Jangan gentar. Jangan takut.
Perubahan selalu datang dari sedikit orang. Percayalah, asal kita mau
bersungguh-sungguh, kita pasti berhasil. Pasti dapat. Pasti menang. Man
jadda wa jadda”
“Tahun 2012 adalah tahunnya buruh,” kata Anda
kemudian. Saya setuju. Saya kira, banyak orang lain yang juga setuju
dengan pernyataan itu.
Mendengar pidato yang penuh semangat
itu, serta merta tepuk tangan bergemuruh. Anda memang seorang motivator
yang hebat, bung. Anda mampu membuka jiwa yang pesimis menjadi optimis.
Mampu mendorong seorang yang apatis, yang selalu tunduk dan mengangguk,
untuk bangkit dan berjuang.
Saat berbicara tentang upah, Anda
mengaku prihatin. Prihatin ketika ada orang yang juga menjadi aktivis
serikat pekerja mengomentari upah minimum dengan mengatakan: “apa tidak
ketinggian?”
“Kok bisa mereka mengatakan itu. Lalu atas dalih
itu, mereka merampas hak kaum buruh dengan menyetujui pengusaha membayar
upah dibawah UMK. Enak saja, buruh berjuang dengan sekuat tenaga agar
hidupnya layak, lalu tiba-tiba dia dengan mengatasnamakan buruh membuat
penangguhan. Tidak bisa tidak, itu adalah kejahatan. Itu adalah
penghianatan terhadap perjuangan serikat pekerja.”
Lalu Anda
dengan tenang mengatakan: “Orang-orang yang sedang berjuang itu, adalah
orang-orang yang sedang memperjelas nasibnya. Bukan semata-mata untuk
dirinya. Tetapi juga untuk keluarga, dan lebih besar dari itu, untuk
negeri yang dicintainya.”
Anda juga mengingatkan kepada kami
semua, jangan menganggap penangguhan yang terjadi di luar serikat kita
bukan bagian dari masalah kita. Ambil contoh ketika ada penangguhan di
sektor garment. Jika itu dibiarkan dan dikabulkan, lama-lama di sektor
padat modal akan meminta penangguhan juga: “mereka saja bisa melakukan
penagguhan, kenapa kita tidak?”
Saat ini upah diserang
dimana-mana. Media banyak mengatakan kenaikan upah yang signifikan di
tahun 2013 sebagai sesuatu yang negatif. Banyak pengusaha yang melakukan
penangguhan. Banyak pengusaha yang memaksa buruhnya agar mau dibayar
dibawah UMK. Mereka dipanggi satu per satu, jika tidak mau dibayar
dengan upah rendah, ditakut-takuti akan di PHK.
Jika buruh
dipanggi satu per satu dan diancam akan di PHK jika tidak mau dibayar
murah, pasti mereka akan takut. Mereka akan tanda tangan meski diupah
dibawah ketentuan. Oleh karena itu, sebagai serikat pekerja, kita harus
melawan bersama-sama.
Belum juga kenaikan upah dinikmati, sudah dirampas.
Mereka
nggak senang orang menikmati upah yang lebih baik. Ini bukan soal
perusahaan mampu atau tidak mampu. Ini adalah watak asli dari
keserakahan mereka, yang tidak mau berbagi keuntungan dengan buruhnya
sendiri.
Tapi kita tidak akan menyerah. Kita tidak akan pernah tinggal diam terhadap semua ini.
Kalau lo nggak ngasih, kita rebut!
Kalau
tuan-tuan yang memiliki istri cantik, mampu menyekolahkan anak-anak
kalian di sekolahan terbaik, mampu memiliki apartemen mewah di luar
negeri, kami tidak akan menghalang-halangi. Silahkan saja tuan miliki
semua itu. Tapi ingat, jangan miskinkan kami, kaum buruh Indonesia.
Karena
itulah, pada tanggal 6 Februari 2013, bertepatan dengan hari ulang
tahunnya, FSPMI akan kembali bergerak. Kita akan turun ke jalan. Untuk
mengambil kembali hak-hak kita yang dirampas.”
Saya merasa,
tidak perlu lagi menyimpulkan apa yang telah Anda sampaikan. Semuanya
telah membekas dan terserap di hati setiap orang yang mendengarkan semua
hal yang telah Anda sampaikan. Pun mereka yang hadir juga telah
berjanji akan menjalankan seluruh instruksi organisasi, termasuk
melakukan ganti hari pada tanggal 6 Februari nanti.
Sampai bertemu di Jakarta. Pada hari yang bersahaja. (*)
* * *
Source: http://spai-fspmi.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar